i will change the world.
30 Oktober 2010
30 Agustus 2010
29 Agustus 2010
28 Agustus 2010
13 Agustus 2010
1 Agustus 2010
IRGAF.NET
Huh,...huh ,...huh,.....aku tengah berlari menaiki tangga kelasku.Gempa sekuat 9.99 skala richter mengguncang SMAN 10 Blitar ini jika kau di sini.Aku terlambat!.Oh sial,hari ini aku bangun kesiangan.Tapi,aku janji tidak akan mengulanginya.Ok?
"Hah,...."aku keheranan di depan pintu kelasnku .Wajahnku berlumur keringat.Tapi tampak sedikit lebih santai sekiarang.Aku menyilangkan tangannku di dada sambil bersandar di pintu.
Aneh,mestinya semua temanku duduk dan belajar untuk ulangan fisika,tapi,....hey, ada apa ini?.Mereka tampak sangat santai saja.Mungkin hari ulangan dibatalkan.Ya,kuharap begitu.
"Eh Lika,...Lika,....!!!!!"Ucap seorang temannku.
"Huh,......."Ucap teman sekelasnku kompak.
"Miss Lika telat ni ye!!!!!"Ucap salah seorang lelaki yang berada di pojok belakang kelasnku.
Aku diam tak peduli.Aku masuk begitu saja,seperti biasa.
"Eh,.,...kalo udah telat masa masih miss Lika????Misss late dong!!! dia kan telat!!!."ucap temannku yang lain.
"Miss late,..."ucap teman sekelasnku kompak
"Hey,....ayolah kawan-kawan,..biasa saja!!!,..."jawabku sambil berjalan ke bangkunku yang terletak di deret paling depan.
"Ini namanya spektakuler,..."jawab teman sebangkunku.
"Heh,..sejak kapan kau pintar berbicara????"
"Sejak kenal sama kamu!.BTW bagaimana kau bisa lolos masuk sekolah??"
"YAH,...cara rahasia!!"
"LOmpat pager???"
"Hah,...."aku keheranan di depan pintu kelasnku .Wajahnku berlumur keringat.Tapi tampak sedikit lebih santai sekiarang.Aku menyilangkan tangannku di dada sambil bersandar di pintu.
Aneh,mestinya semua temanku duduk dan belajar untuk ulangan fisika,tapi,....hey, ada apa ini?.Mereka tampak sangat santai saja.Mungkin hari ulangan dibatalkan.Ya,kuharap begitu.
"Eh Lika,...Lika,....!!!!!"Ucap seorang temannku.
"Huh,......."Ucap teman sekelasnku kompak.
"Miss Lika telat ni ye!!!!!"Ucap salah seorang lelaki yang berada di pojok belakang kelasnku.
Aku diam tak peduli.Aku masuk begitu saja,seperti biasa.
"Eh,.,...kalo udah telat masa masih miss Lika????Misss late dong!!! dia kan telat!!!."ucap temannku yang lain.
"Miss late,..."ucap teman sekelasnku kompak
"Hey,....ayolah kawan-kawan,..biasa saja!!!,..."jawabku sambil berjalan ke bangkunku yang terletak di deret paling depan.
"Ini namanya spektakuler,..."jawab teman sebangkunku.
"Heh,..sejak kapan kau pintar berbicara????"
"Sejak kenal sama kamu!.BTW bagaimana kau bisa lolos masuk sekolah??"
"YAH,...cara rahasia!!"
"LOmpat pager???"
24 Mei 2010
19 April 2010
SINOPSIS NEGERI 5 MENARA
Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah berlumpur dan tentu mandi berkecipak di air biru Danau Maninjau.
Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya: belajar di pondok.
Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan “mantera” sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses.
Dia terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa Arab, anak menggigau dalam bahasa Inggris, merinding mendengar ribuan orang melagukan Syair Abu Nawas dan terkesan melihat pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara.
Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka berenam kerap menunggu maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian jiwa muda ini membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.
Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah berlumpur dan tentu mandi berkecipak di air biru Danau Maninjau.
Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya: belajar di pondok.
Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan “mantera” sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses.
Dia terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa Arab, anak menggigau dalam bahasa Inggris, merinding mendengar ribuan orang melagukan Syair Abu Nawas dan terkesan melihat pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara.
Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka berenam kerap menunggu maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian jiwa muda ini membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.
14 April 2010
Pergi Cinta
Terlambatku menyusuri jalan ini
Tersesat di saat kau menjauh
Terlambatku mengartikan cintamu
Kusadari setelah kau pergi
Berat hati menerima kehilanganmu
Tegarkan aku saat kau memilih dirinya
Pergi cinta lupakanlah aku cinta
Ku relakan akan dia.. ada dipelukmu
Pergi cinta.. hapus bayanganku.. cinta
Bahagiakan dia.. cinta
Sampai akhir waktu
Engkau bersamanya
Tersesat di saat kau menjauh
Terlambatku mengartikan cintamu
Kusadari setelah kau pergi
Berat hati menerima kehilanganmu
Tegarkan aku saat kau memilih dirinya
Pergi cinta lupakanlah aku cinta
Ku relakan akan dia.. ada dipelukmu
Pergi cinta.. hapus bayanganku.. cinta
Bahagiakan dia.. cinta
Sampai akhir waktu
Engkau bersamanya
Terlambatku memenangkan hatimu
Setelah kau menyerah padaku
Ku tak tau sampai kini kau berlalu
Tersadari dirimu selalu di hatiku
Berat hati menerima kekalahanku
Tegarkan aku kini kau menjadi miliknya
Pergi cinta lupakanlah aku cinta
Ku relakan akan dia.. ada dipelukmu
Pergi cinta.. hapus bayanganku.. cinta
Bahagiakan dia.. cinta
Sampai akhir waktu
Engkau bersamanya
30 Maret 2010
my story
Hidup itu bagaikan roda.Berputar dan terus berputar.Ada kalanya kita diatas,ditengah,bahkan ada pula kalanya kita berada dibawah.Waktu terus berjalan.Mengikuti angin yang berhembus dan mengalir bagai ombak dilautan.Mengikuti alun melodi kehidupan,terdaftar dalam catatan kehidupan yang tak pernah kita tau dimana tuhan menyimpannya.Yang pasti tak mampu kita rubah,karena semua berjalan berdasarkan hukum alam yang sedikit demi sedikit mampu kita baca dalam ilmu fisika.
Langganan:
Postingan (Atom)